PEREMPUAN ITU DUDUK DI ATAS

"BINATANG", "KEPALA-KEPALA" DAN

DI ATAS "BANYAK AIR"

 

Wahyu pasal 17

 

 

"Maka datanglah seorang dari tujuh malaikat yang memegang tujuh buah bokor itu, lalu berbicara dengan aku, sambi! katanya kepadaku: Marilah kemari; aku hendak menunjukkan kepadamu pehukuman dari sundal besar itu yang duduk di atas banyak air." (Ayat 1). Malaikat yang berbicara kepada Yahya itu adalah salah seorang dari tujuh orang malaikat yang memiliki tujuh buah bokor yang berisikan tujuh bela yang terakhir. (Lihat Wahyu 15 : 7; 16 : 1). Dapatlah dicatat bahwa ia yang memegang bokor bela itu telah siap, tetapi itu belum dituangkan pada saat ia berbicara kepada Yahya, "Marilah kemari, aku hendak menunjukkan kepadamu pehukuman dari sundal besar itu." Oleh pemberitahuan yang diberikan itu, maka pastilah bahwa peristiwa yang diramalkan oleh simbol, perempuan itu duduk di atas binatang adalah tak lama sebelum bela-bela itu dituangkan dan dalam masa sewaktu "perempuan" itu akan diadili.

 

Siapakah Perempuan Yang Duduk

Di Atas Binatang Itu ?

 

Alasan mengapa kepada Yahya diperlihatkan khayal itu telah diperjelas oleh kata-kata dari malaikat yang berbunyi: "Marilah kemari, aku hendak menunjukkan kepadamu pehukuman dari sundal besar itu yang duduk di atas banyak air." Interpretasi malaikat itu mengenai "segala air" telah diberikan di dalam ayat 15 sebagai berikut: "Beberapa kaum, dan orang banyak, dan segala bangsa, dan segala bahasa." Perempuan itu duduk di atas mereka menunjukkan bahwa semua penduduk itu (segala air) telah jatuh ke dalam jerat penipuannya (duduk di atas mereka).

 

"Maka perempuan itu berpakaian warna ungu dan merah kirmizi, dan memakai emas dan permata serta berbagai mutiara, dan di dalam tangannya ada suatu cawan emas yang penuh dengan berbagai kekejian dan kekotoran persundalannya." (Ayat 4). Perempuan itu melambangkan suatu organisasi agama palsu. Dari cawannya ia memberikan ajaran-ajaran palsu. TerIihat berupa keemasan, karena ia itu tampak indah sekali - menarik. Pakaian-pakaiannya yang mahal dengan warna-warni yang mencolok serta perhiasan-perhiasan yang bernilai jelas menggambarkan keindahan dari perempuan yang sangat kotor ini serta kemegahannya sebagai raja, dan kemuliaannya yang sia-sia. Oleh kuasa penarikannya yang sebegitu jauh sukar ditolak oleh mata manusia, ia berhasil menguasai orang-orang yang berkecerdasan terkuat sekalipun - "Dengan dia segala raja di bumi telah bersundal." Berjuta-juta orang yang berkemampuan mental yang kuat, orang-orang yang tampak bagaikan raksasa-raksasa di antara semua penduduk bumi, mereka jatuh secara tak berdaya menjadi korban-korban dalam jeratnya. Raja-raja di bumi adalah bersalah oleh persundalan rohani dengan "perempuan" itu (mabuk dengan ajaran-ajaran palsu), sehingga oleh karenanya terikat dalam jerat-jeratnya yang menarik itu.

 

Setiap organisasi yang disebut Kristen yang menangani ajaran-ajaran palsu di bawah selubung kebaikan, jelas diperintah oleh kuasa dari "perempuan" itu. Asal mula dari semua ajaran-ajaran sesat yang sedemikian ini dapat diikuti jejaknya ke belakang ke dalam cawan keemasan itu. Kata malaikat itu: "Adapun tujuh kepala itu ialah tujuh buah gunung, pada mana perempuan itu duduk." Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kepala-kepala itu melambangkan organisasi-organisasi gereja Kristen, dan karena perempuan itu duduk di atas mereka sekaliannya, maka ini menunjukkan adanya suatu persekutuan gereja-gereja dibawah suatu pimpinan - yaitu "perempuan" itu. Angka bilangan Alkitab "tujuh" adalah berarti semua organisasi yang sedemikian ini.

 

Kalau saja semua gereja-gereja itu pada waktu sekarang ini telah dipimpin oleh Roh Suci, maka tidak akan mungkin ada kekacauan apapun di antara berbagai sekte agama Kristen yang ada. Karena tidak akan mungkin bagi sekaliannya untuk didapati benar sementara dua saja di antaranya tidak ada yang sama percaya, sehingga dapatlah dipastikan bahwa mereka itu yang sedang minum air anggur dari "Cawan persundalan perempuan itu," tidaklah sedikit jumlahnya; karena Ilham menegaskan: "Maka semua penduduk bumi telah dibuat mabuk oleh air anggur persundalannya. (Ayat 2, bagian terakhir).

 

Perhatikanlah bahwa "perempuan" itu duduk di atas "banyak air", juga di atas "kepala-kepala," dan di atas "binatang" itu (Lihat Wahyu 17 : 1, 3, 9). Karena adalah tidak mungkin bagi seseorang untuk duduk di atas keseluruhan tiga objek pada waktu yang bersamaan, maka jelas simbol-simbol nubuatan itu mengungkapkan suatu penipuan rohani yang dilakukan dalam tiga masa periode yang berbeda. Demikianlah Yahya menyatakan: "Aku tampak seorang perempuan duduk pada seekor binatang yang merah kirmizi." Bukan di atas "banyak air", bukan juga di atas "kepala-kepala". Sebelum Yahya melihat perempuan itu, malaikat itu mengatakan: "Perempuan itu" duduk di atas banyak air." Adalah malaikat itu juga yang telah menambahkan, bahwa "Ada pun tujuh kepala itu ialah tujuh buah gunung, pada mana perempuan itu duduk." (Lihat ayat 1, dan 9). Dengan demikian, Yahya hanya menyaksikan perbuatan perempuan itu yang terakhir (yaitu duduk di atas binatang itu). Dengan sendirinya, lambang perempuan itu duduk di atas "banyak air" tak dapat tiada adalah perbuatannya yang pertama sekali, sesuai dengan khayal itu.

 

Oleh sebab itu, keberhasilannya yang pertarna ("duduk di atas banyak air") tak dapat tiada telah jadi di masa lalu mendahului simbol nubuatan ini diungkapkan. Kemudian, duduk di atas kepala-kepala akan menjadi keberhasilannya yang kedua, dan duduk diatas binatang ialah keberhasilannya yang terakhir; pada waktu mana ia akan diadili.

 

Karena gereja-gereja Protestan dilambangkan oleh kepala-kepala, maka ia belum mungkin berhasil duduk di atas mereka itu sebelum reformasi, sebab pada waktu itu mereka itu belum ada. Karena kepala-kepala itu pada mana "perempuan itu duduk" adalah tidak terluka, maka jelaslah bahwa simbol nubuatan ini akan menemui kegenapannya pada sesuatu masa sesudah luka parah binatang yang menyerupai harimau kumbang dari Wahyu 13 : 3 itu sembuh kembali. Simbol perempuan itu duduk pada kepala-kepala menunjukkan persekutuan gereja-gereja, karena ia duduk diatas mereka.

 

Oleh sebab itu, apabila Katholikisme, Protestantisme, dan Spiritualisme saling bergandengan tangan satu dengan lainnya melalui pembentukan suatu liga persekutuan, maka dapatlah dikatakan, bahwa "perempuan itu duduk di atas kepala-kepala."

 

Simbol mengenai "perempuan itu duduk pada binatang itu," akan menemui kegenapannya apabila federasi agama itu akan membentuk suatu aliansi dengan penguasa-penguasa dunia. Tidakkah yang sedemikian ini akan memberikan kepada perempuan itu pengawasan lengkap atas keseluruhan binatang itu, tanduk-tanduknya dan kepala-kepalanya -- dunia. Pada waktu itu firman yang berikut ini akan menemukan kegenapannya dengan tepat: "Maka ia memaksakan semua orang, kecil besar, kaya miskin, orang merdeka maupun hamba, untuk menerima suatu tanda pada tangan kanan mereka, atau pada dahi mereka. Dan supaya tidak seorang pun dapat berjual beli, terkecuali orang yang memiliki tanda itu, atau nama dari binatang itu." (Wahyu 13 : 16, 17).

 

Jadi, simbol mengenai "perempuan itu" duduk di atas "banyak air", melambangkan masa periode sebelum reformasi. Ini benar terjadi selama periode kekuasaan kepausan, karena pada waktu itu paus menguasai dunia Romawi - "beberapa kaum, dan orang banyak, dan bangsa-bangsa, dan beberapa bahasa." Dengan demikian "perempuan" itu duduk di atas "banyak air" selama 1260 tahun nubuatan dari Daniel 7 : 25, tetapi ia masih akan duduk lagi pada "kepala-kepala," dan pada "binatang" itu. Kalau saja ia duduk pada binatang yang tak tergambarkan sebagai gantinya di atas "banyak air," maka itu sudah akan keliru dilambangkan, sebab, "perempuan" itu, sebagai alat dari Katholikisme tidak memerintah atas seluruh dunia (binatang), melainkan hanya atas beberapa "kaum, dan orang banyak, dan bangsa-bangsa, dan beberapa bahasa" (banyak air). Oleh sebab itu, simbol mengenai "duduk di atas binatang merah kirmizi," menunjuk kepada suatu organisasi agama politik Internasional.

 

Sudah Berapa Lamakah Adanya

Perempuan Itu ?

 

Pertanyaan ini dapat dijawab melalui kata-kata injil berikut ini: "Maka aku tampak perempuan itu mabuk dengan darah orang-orang suci, dan dengan darah orang-orang yang mati sahid karena Yesus. Dan setelah aku tampak akan perempuan itu, heranlah aku dengan amat sangatnya." (Ayat 6). Ini tepatnya dapat dikatakan terhadap gereja Romawi, sebab ia telah menganiaya orang-orang Kristen dan mereka telah mati sahid dalam tangannya. Oleh karena itu ia "mabuk" dengan darah mereka itu. Sesunguhnya, gereja Romawi telah mengikat hubungan melanggar hukum dengan "perempuan" itu; dahulu dan sekarang pun ia mabuk dengan air anggur persundalan perempuan itu.

 

"Perempuan itu" bukannya berasal dari gereja Romawi, melainkan ia justru yang melahirkan gereja itu. Oleh sebab itu, kita harus mengikuti jejaknya itu jauh sebelum adanya kepausan. Wahyu 18 : 24 menyinari masalah ini sebagai berikut: "Dan didalamnya (perempuan itu) terdapat darah dari para nabi, dan darah orang-orang suci, serta darah dari semua orang yang mati dibunuh di bumi." Firman Allah yang suci menyatakan bahwa "perempuan" itu bersalah atas darah semua orang yang mati sahid sepanjang segala zaman. Oleh sebab itu, "perempuan" itu mabuk dengan darah Habil, dan demikianlah darah "semua" orang yang mati sahid terdapat didalamnya; membuktikan bahwa kain adalah langganannya yang pertama yang mempersembahkan suatu korban yang palsu (ajaran palsu), dan karena membunuh adiknya.

 

Ada banyak orang yang disebut Kristen, yang seperti kain mengatakan, bahwa "Itu tidak ada apa-apa bedanya; semua perkara sama saja baiknya." Tetapi Allah tidak mau menerima sesuatu penggantian apapun dan Allah tidak mau menerima agama ciptaan manusia apapun. Apa yang diciptakan oleh kepandaian manusia ialah kebenaran manusia, bukan kebenaran Kristus. Oleh sebab itu, itu adalah suatu kekejian pada pemandangan Allah. Sifat akhlak penurutan manusia kepada tuntutan-tuntutan ilahi terus menjadi lemah, dan kecenderungan-kecenderungan dosa menjadi kuat dari generasi ke generasi, alam kemanusiaan tidak dapat menjadi lebih baik pada waktu sekarang ini dari pada sewaktu para murid dulu bertanya kepada Yesus: "Tahukah Rabi, bahwa orang-orang Parisi itu sakit hati, setelah mereka mendengar perkataan ini?" Orang-orang yang disebut Kristen, seperti halnya orang-orang Parisi itu, menjadi sakit hati apabila kepada mereka ditunjukkan kesalahan-kesalahannya, dan ditegor karena dosa-dosanya. "Tetapi jawab-Nya sambil mengatakan: 'Setiap tanaman yang tiada ditanam oleh BapaKu di sorga, ia itu akan dicabut. Biarkanlah mereka itu. Mereka itu pemimpin-pemimpin buta yang berasal dari orang buta. Jikalau orang buta memimpin orang buta, keduanya akan jatuh ke dalam lubang." (Matius 15 : 12 - 14).

 

"Dan pada dahi perempuan itu tertulis suatu nama, yaitu Rahasia, Babil yang Besar, Ibu dari segala Sundal dan Kekejian-Kekejian di Bumi." Wahyu 17 : 5. Perempuan yang menunggangi binatang itu ialah Ibu. Tujuh kepala di atas binatang itu melambangkan anak-anak gadisnya (Segala Sundal Itu). Katholikisme ialah gadisnya yang pertama di dalam simbol ini, dan karena Protestantisme muncul dari Katholikisme, maka Protestantisme murtad yang terdapat dalam sekian banyaknya sekte-sekte agama yang ada, merekapun adalah anak-anak gadisnya. Atau dapat juga dikatakan, bahwa "perempuan" itu ialah ibu dari Katholikisme dan Katholikisme ialah ibu dari Protestantisme. Pewahyu mengatakan: "Aku tampak seorang perempuan duduk diatas seekor binatang merah kirmizi, yang penuh dengan nama-nama hojat (Ayat 3). Dengan demikian angka bilangan dari "kepala-kepala, dan "penuh dengan nama-nama," adalah meliputi juga semua pasilan (offshoots) yang muncul keluar dari Protestantisme dan Katholikisme. Kalau saja tidak ada sebutan "penuh dengan nama-nama," yang lebih dari tujuh, dan sebutan "merah kirmizi" yang menunjukkan bahwa umat Allah telah dipanggil keluar dari padanya, yang oleh karenanya, "merah kirmizi" - tersaring dibawah kutukan siap untuk binasa, maka angka bilangan Alkitab "tujuh kepala," sudah akan meliputi juga orang-orang yang sedang membawa pekabaran Allah seperti dalam masa periode binatang yang menyerupai harimau kumbang dari Wahyu 13 : 1, pada waktu luka parahnya itu sembuh. Oleh sebab itu, sudah tidak akan lagi dijinkan kepada sidang yang "memeliharakan perintah-perintah Allah dan Iman Yesus, " lalu dengan demikian sudah akan bertentangan terhadap Firman berikut ini: "Maka naiklah amarah naga akan perempuan itu (sidang Allah), lalu pergi berperang dengan benih perempuan itu yang lagi tinggal (Israel yang benar mereka yang 144.000 itu), yang memeliharakan perintah-perintah Allah, dan yang memiliki kesaksian Yesus Kristus." (Wahyu 12 : 17).

 

Allah tidak pernah memiliki lebih dari satu pergerakan dalam suatu masa yang sama dan tidak akan mungkin terjadi sebaliknya sekarang, karena Kristus tidak dapat dibagi-bagi (Lihat 1 Korinthi 1 : 13). Sidang Allah jelas ditandai pada setiap generasi oleh penurutannya kepada kebenaran sekarang. Faktanya sendiri akan membuktikan kebenaran pernyataan ini karena hanya ada satu sidang dalam masa periode binatang itu yang memiliki "Roh Nubuatan" dan keseluruhan perintah itu seperti yang ditulis oleh jari Allah. Yesus mengatakan: "Sebab itu barangsiapa merombak salah satu dari perintah-perintah yang tersedikit ini, dan mengajarkan demikian kepada orang lain, ia akan disebut yang terkecil di dalam kerajaan sorga; tetapi barangsiapa yang mematuhi dan mengajarkan semuanya, ia akan disebut besar di dalam kerajaan sorga." (Matius 5 : 19). Prinsip Ilahi inilah yang akan membagi dunia ke dalam dua kelas saja - yaitu perintah-perintah Allah dan tradisi-tradisi manusia. Maka dihadapannya akan berhimpun segala bangsa; dan ia akan memisahkan mereka itu satu dari yang lainnya, seperti seorang gembala memisahkan domba-dombanya dari pada kambing-kambing. Maka ia akan menempatkan domba-domba itu pada sebelah kanannya, tetapi kambing-kambing itu pada sebelah kirinya." (Matius 25 : 32, 33).